Di pagi hari saat suasana yang masih terasa dingin bahkan berasa sampai ke tubuhku, aku berangkat ke kampus untuk pertama kalinya. Setiap perjalanan rasa dingin itu semakin menguat sebab kampus ku berada di dataran tinggi. Sesampainya di sana aku pun bertemu teman-teman dan memulai pembelajaran dengan dosen di sana.

Istilah tak kenal tak sayang pun dipakai di sini. Kami pun saling berkenalan satu sama lain. Ada satu gadis yang memperkenalkan diri nya, ia bernama Noni Herlina. Gadis yang langsung menumbuhkan sebuah rasa dihatiku walaupun belum ku lihat wajahnya. Aku pun tersenyum bahagia ketika bertemu dengan nya.

Setelah pelajaran selesai kami pun pulang. Namun, ternyata sebelum aku pulang aku melihat dia dengan seorang laki-laki di masjid kampus. Aku hanya lewat di depan nya, sebab azan ashar sudah berkumandang. Aku dan teman-teman yang lain pun melakukan sholat berjamaah.

Setelah selesai sholat aku dan teman-teman pun langsung ke rumah masing-masing.

Sesampainya di rumah….

Aku terus penasaran siapa lelaki yang bersama dia. Aku pun membuka handphone mencoba mencari nomor Noni di grup kelas. Dan ternyata aku sudah save nomor dia, aku pun mencoba untuk mengechat dia duluan.

Aku : Assalamu’alaikum wr.wb kak save back Ikhsan

Noni : Wa’alaikum salam wr.wb. Baiklah

Aku : Kak Noni orang mana? (Dengan basa-basi )

Noni : Aku orang Madukara, Banjarnegara

Aku pun ber basa-basi  dengan dia cukup lama sampai aku pun bertanya tentang sosok lelaki tadi….

Aku : Kak Noni mau nanya boleh?

Noni : Iya silahkan nanya aja

Aku : Maaf nih, tadi yang di masjid sama siapa?

Noni : Itu temen aku namanya Wahyu, dia mau ada kunjungan ke Pt. dekat rumah ku. Gimana si?

Aku : Ow gitu…aku kira dia pacarnya kakak

Noni : Hehehehe… keliatan deket ya, iya emang dulu pernah sama dia cuman sekarang udah nggak

Aku : Ya udah kak maaf malah nanya privasi kakak (Dalam hati berbisik “Alhamdulillah ternyata cuman temen”)

Noni : Iya ngga papa.

Setelah tau penjelasan dari si dia hati ku sudah tenang kembali tanpa ada rasa penasaran berlebihan kepada lelaki tersebut.

Seiring  bertambahnya hari dan waktu yang terus berjalan kami pun semakin dekat saling bertelefon dan follow ig masing-masing.

Keesokan hari nya, aku pun penasaran di mana rumah nya. Aku pun memberanikan diri untuk berbicara dengan nya secara langsung (Meskipun nervous dan malu-malu).

Ternyata langit berkata lain, hujan pun turun begitu deras dan kami ke masjid untuk sholat dahulu sambil menunggu hujan reda.

Setelah hujan sedikit reda aku pun mengantar dia untuk pertama kalinya ke rumahnya, dan ada kata-kata yang terlintas di pikiran ku seperti ini: “Hujan kali ini bagai kata-kata cinta dan menampakan indahnya senja setelahnya, yang mesra di ucapkan Tuhan, dan kita khusyuk menunduk mendengarnya”.

Selama di jalan aku mencoba ngobrol lagi dengannya (jurus gombal pun keluar hehe). Namun tak berasa aku pun tiba di rumahnya lalu aku berpamitan kepada nya sebab matahari sudah mulai terbenam…

Malam pun tiba…

Hembusan angin sejuk dan tenang masuk dalam sela-sela pikiran ku. Aku pun pulang dari rumah temen ku.

Burung mulai berkicau..suara ayam mulai berkokok…dan matahari pun mulai menampakkan sinar indah nya.

Sayang nya pagi ini aku mendapatkan kabar yang kurang baik. Ternyata setelah aku tanya Noni kembali, dia masih memiliki rasa kepada Wahyu.

Perasaan tak acuh pun datang kepada hatiku…

Aku berfikir ini seperti permainan dalam catur dan aku sebagai pion nya. Seperti hal nya warung kopi, aku hanya tempat berteduh saat ia kehujanan. Setelah hujan reda ia bepamitan lalu pergi begitu saja.

Dipaksa kuat oleh keadaan dan dipaksa hancur oleh sebuah harapan. Begitulah kedewasaan yang di iringi dengan percintaan.

Namun aku percaya bahwa Tuhan tau mana yang terbaik. Jika dia memang untukku maka dia akan kembali kepada ku. Namun jika bukan untukku maka dia tidak akan pernah kembali.

Aku hanya bisa berdoa kepada Tuhan semoga perasaan ku yang tulus tanpa memandang kekurangan dia sampai ke hatinya…